Gagal Panen 'Membayangi' Petani Kebumen
KEBUMEN - Volume air Waduk Sempor di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), menyusut drastis. Tersisa sembilan juta meter kubik pada Rabu (12/6). Normalnya 52 juta meter kubik.
"Dengan kondisi krisis air tersebut, suplai air waduk ke jaringan irigasi sangat minim. Hanya 1,3 meter kubik per detik saja," ujar Kabid SDA Dinas PUPR Kebumen, Supangat, beberapa saat lalu.
Ini mengancam tanaman padi yang ditanam ribuan petani di daerah irigasi (DI) Sempor. Berpotensi terjadi gagal panen. Mereka terlanjut menanam padi sejak Mei.
"Bila debit air dibuat normal, dalam dua hari saja air waduk akan habis," ucap dia. Debit air normalnya 7,8 meter kubik per detik.
Luas sawah di DI Sempor mencapai 6,478 hektare. Dengan debit 1,3 meter kubik per detik, hanya bisa mengairi ratusan hektare di Kecamatan Sempor dan Gombong. Juga sebagian Karanganyar.
Sedangkan sawah di Kecamatan Sruweng, Adimulyo, Kuwarasan, Buayan, Petanahan, dan Puring, tak kebagian air.
Nahasnya, Bendungan Karet di Sungai Jatinegara, Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, jebol. Insiden terjadi pekan lalu. "Akibatnya, 800 hektare sawah di Kecamatan Kuwarasan dan Puring gagal ditanami padi," imbuhnya.
PUPR Kebumen telah mengerahkan sembilan unit mesin penyedot air. Dioperasikan dekat Bendungan Karet yang jebol. Agar petani di Kuwarasan dan Puring bisa segera menanam padi.
"Namun, untuk areal sawah di DI Sempor yang tak mendapatkan jatah air, kami tak bisa berbuat apa-apa. Apabila petani ingin menanami sawahnya dengan palawija, seperti kacang hijau dan kedelai, sebaiknya dilakukan secepatnya," katanya.
"Bonggol padi sisa panen lalu jangan dihilangkan. Karena bisa membantu pertumbuhan benih kacang hijau dan kedelai," pungkas Supangat, menukil Kedaulatan Rakyat.