DPRD Jateng Kritik Rencana Penerbitan Obligasi Rp2,8 Triliun
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) berencana menerbitkan obligasi daerah senilai Rp2,8 triliun. Uang yang terhimpun bakal dipakai untuk membiayai tujuh proyek tahun jamak. Pada 2020-2022.
Wacana tersebut dikritik Wakil Ketua DPRD Jateng, Ahmadi. Pangkalnya, sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA). Nilainya Rp1,6 triliun dalam beberapa tahun terakhir.
"SiLPA tahun ini Rp1,6 triliun. Rata-rata dalam lima tahun terakhir, angka juga segitu," ujarnya di Kota Semarang, Rabu (26/6).
Baca juga:
Jateng Godok Proyek dengan Obligasi Daerah
Raperda Obligasi Daerah, OJK 'Asistensi' Pemprov Jateng
"Kenapa tidak uang itu saja yang dikelola? Itu, kan, cukup besar," imbuh dia.
Pernyataan lebih lunak disampaikan Anggota Komisi DPRD Jateng, Ahmad Ridwan. Dirinya memastikan, dewan akan mengkaji niat pemprov tersebut. "Karena selama ini obligasi daerah belum pernah diterapkan," ucapnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menilai, perlu kehati-hatian dalam mengkaji rencana penerbitan obligasi. Baik secara ekonomi maupun kelembagaan. Agar keputusan berdampak positif.
Ia mengungkapkan selama ini baru kalangan eksekutif yang sudah memanggil para pemangku kepentingan untuk dimintai pertimbangan mengenai obligasi daerah, sedangkan legislatif belum melakukannya.
"Saat ini kami masih konsentrasi pada pembahasan APBD Perubahan 2019 dan APBD murni 2020," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ketujuh proyek yang akan dibiayai dari obligasi:
1. Pembangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) dengan unggulan pelayanan kanker di Magelang senilai Rp580 miliar. Akan dibangun 2020-2021.
2. Pembangunan RSUD dengan unggulan pelayanan ibu dan anak di Pekalongan senilai Rp430 miliar. Bakal dikerjakan 2020-2021.
3. Pengembangan pelayanan kanker di RSUD Kelet Jepara sebesar Rp225 miliar. Rencananya dilakukan 2020-2022.
4. Pengembangan onkologi terpadu di RSUD Moewardi Surakarta pada 2020-2012. Dananya sekitar Rp741 miliar.
5. Pembangunan Sport and Youth Centre Jatidiri Semarang senilai Rp364 miliar. Pada 2021-2022.
6. Pengembangan kawasan Edupark Tlogo Tuntang Semarang 2021-2022 sebesar Rp334,5 miliar.
7. Peningkatan terminal angkutan jalan di enam lokasi sekitar Rp130 miliar. Akan dilakukan 2020-2021.