Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Sragen melaksanakan Gerakan Pangan Murah di Pendopo DKP3. Foto Pemprov Jawa Tengah

DKP3 Melakukan Kegiatan Gerakan Pangan Murah di 35 Wilayah

DKP3 Gelar Kegiatan Gerakan Pangan Murah di 35 Wilayah Kota dan Kabupaten se-Jawa Tengah

Dalam upaya menjaga kestabilan pasokan serta harga makanan selama bulan Ramadan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Sragen melaksanakan Gerakan Pangan Murah di Pendopo DKP3. Kegiatan ini dilakukan serentak di 35 wilayah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, pada 20 Maret 2025.

Dalam upaya menjaga kestabilan pasokan serta harga makanan selama bulan Ramadan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Sragen melaksanakan Gerakan Pangan Murah di Pendopo DKP3. Kegiatan ini dilakukan serentak di 35 wilayah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, pada 20 Maret 2025.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3 Sragen Suparno menjelaskan, tujuan acara ini adalah untuk mengontrol harga kebutuhan pokok masyarakat yang cenderung meningkat saat menjelang lebaran. 

“Respons masyarakat sangat positif, kemungkinan besar stok akan cepat habis dan untuk beberapa barang kami hanya menyediakan jumlah yang terbatas. Kegiatan ini bertujuan untuk menekan inflasi, jika stok terus diperbarui dikhawatirkan situasi menjadi kurang stabil,” ujarnya.

Berbagai jenis makanan ditawarkan dengan harga lebih terjangkau, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp3.000 di bawah harga pasar, termasuk beras SPHP dari Bulog yang dijual seharga Rp11.200 per kg dan beras dari Gapoktan seharga Rp12.000 per kg. 

Selain itu, gula pasir curah dari PG Mojo dibanderol dengan harga Rp15.000 per kg, gula kemasan dijual seharga Rp17.000 per kg, bawang putih yang dihargai Rp39.000 per kg, dan minyak goreng seharga Rp18.000 per liter. 

“Telur menjadi yang paling banyak diminati oleh pembeli, kami tawarkan dengan harga yang sama seperti di peternakan, saat ini yaitu Rp22.500 per kg,” jelasnya. 

Di samping itu, tersedia juga produk frozen food, bahan minuman, berbagai keripik, kue kering, dan bumbu bubuk asli dari UMKM Sragen.

“Sekarang pemerintah berupaya untuk melaksanakan GPM, agar masyarakat menyadari bahwa harga kebutuhan pokok sebenarnya masih terjangkau. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu terjebak dalam tindakan panic buying,” pesan Suparno. 

Dia juga memberikan peringatan penting kepada para pedagang, agar tidak memanfaatkan situasi untuk meraih keuntungan yang berlebihan menjelang Idulfitri. Lonjakan harga yang terlalu tinggi dapat membuat masyarakat merasa tidak nyaman. 

Sementara itu, Saud, seorang warga Dukuh Sidorejo, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, merasa terbantu dengan adanya GPM, karena harga yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan harga pasar. 

“Kegiatan seperti ini sangat membantu masyarakat yang memiliki banyak kebutuhan menjelang Hari Raya, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan,” ungkapnya. 

Pengunjung yang baru pulang dari Sumatera berharap agar GPM berikutnya diatur dengan lebih baik, agar tidak ada pembeli yang memborong, sehingga semua orang bisa mendapatkan barang yang diperlukan secara adil. 

Ngatim, anggota Gabungan Kelompok Tani, juga mengaku senang dengan pelaksanaan GPM yang mendukung pemasaran beras para petani. 

“Alhamdulillah, sangat bagus. Semoga tahun depan acara ini bisa diadakan lagi,” harapnya.

Komentar