Dikritik, Pelesiran Bupati dan Pejabat Purworejo ke Eropa
PURWOREJO - DPRD Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), menyoroti lawatan Bupati Agus Bastian bersama empat pejabat lainnya melawat ke Eropa. Belanda dan Swedia. Menelan anggaran daerah Rp433 juta.
Menurut Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Purworejo, Ngadianto, kegiatan tiada urgensinya. Apalagi, masih banyak agenda yang lebih penting. Seperti peningkatan kualitas-kuantitas layanan dasar publik.
"Kalau hanya masalah sejarah, kok, harus jauh-jauh ke sana? Kerja sama bidang pertanian itu, juga bukan yang utama," ujarnya, beberapa saat lalu.
"Toh, Purworejo sampai saat ini masih jauh dari kata layak. Pembangunan sekolah-sekolah rusak, misalnya. Itu lebih penting," imbuh dia mengingatkan.
Pegiat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Makmun, juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, lawatan tersebut sekadar pemborosan. Tiada hasil konkret dan bermanfaat. "Karena menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah," ucap dia.
Sementara, Kabag Humas Purworejo, Bambang Gatot Seno Aji, mengklaim, Agus dan empat pejabat ke Belanda untuk napak tilas sejarah daerah. Seperti Babad Kedung Kebo karya Tjokronegoro I.
Agus bertolak ke Eropa sejak 16-22 Juni 2019. Bersama Ketua DPRD Purworejo, Luhur Pambudi; Sekda Said Romadon; Ketua Bappeda Pram Prasetyo Achmad; dan Kepala Dispar Agung Wibowo AP. Kegiatan memakai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Said menambahkan, lawatan ke Belanda utnuk melacak keberadaan karya Bupati Purworejo pertama. "Pada akhirnya, secara legal kita akan mohon via kedubes. Untuk bantu kita," jelasnya.
Kata dia, rombongan sempat ke Swedia. Memenuhi undangan Supertext. Perusahaan di sektor teknologi informasi.
Di sana, Agus disebut menerima hibah teknologi dan pelatihan dari Direktur Supertext, Martin Jacobson. Disaksikan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsara.
Dirinya menerangkan, Pemkab Purworejo menjalin kerja sama dengan Supertext. Sejak 2018. Di bidang pertanian digital.
Sebesar Rp433,61 juta dari APBD Purworejo, menukil detikcom, dikucurkan untuk kegiatan ini. Untuk biaya tiket pesawat, uang harian, dan biaya tambahan lainnya.
"Biaya harian selama seminggu saja, kami masing-masing cuma dapat Rp32 juta. Untuk biaya di negara Eropa, itu masih sangat kurang. Untuk akomodasi dan lain-lain, kami juga dibantu oleh pihak sini," kilah Said.