Dasar Takmir 'Tolak' Prabowo Salat Jumat di Masjid Kauman
Semarang - Ketua Takmir Masjid Agung Semarang, KH Hanief Ismail, menyatakan, pihaknya memiliki dasar kuat keberatan dengan rencana calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, salat Jumat di tempatnya.
Yakni, beredarnya pamflet ajakan salat bersama Prabowo di Masjid Kauman, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (15/2) siang. "Ini yang membuat kami keberatan masjid dijadikan tempat kampanye," ujarnya, Kamis (14/2).
Baca juga:
Takmir Larang Prabowo Salat Jumat di Masjid Kauman
Masjid Kauman Tolak Prabowo, Dirman Kenang Masa Kecil
Keberadaan pamflet tersebut, menurut Hanief, merupakan upaya politisasi sarana ibadah oleh penantang petahana. "Kami bukan melarang (Prabowo salat di Masjid Kauman)," tegasnya.
"Kami hanya menyampaikan keberatan kami, kalau kedatangan Prabowo di masjid dipolitisasi seperti ini. Jangankan Pak Prabowo, siapa pun silakan mau salat di sini," sambung dia menerangkan.
Dirinya lantas mencontohkan dengan kejadian saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018. Kala itu, kedua kandidat, Ganjar Pranowo dan Sudirman Said, diperkenankan beribadah di Masjid Agung Semarang. "Mereka tidak mengajak massa," ungkapnya.
Di sisi lain, Hanief mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang terkait masalah ini. "Sudah menjadi urusan Bawaslu," ucapnya.
Terpisah, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mendukung sikap pengurus masjid. Dasarnya, tempat ibadah terlarang jadi sarana politik praktis.
"Masjid memang bukan tempat yang dibolehkan untuk kampanye. Sikap dan langkah takmir masjid sudah benar," jelas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.