Dalih Efisiensi, TPI Kota Pekalongan Digabung

Dalih Efisiensi, TPI Kota Pekalongan Digabung Sejumlah pekerja menghitung jumlah hasil tangkapan yang telah dibungkus dalam plastik di TPI Kota Pekalongan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jateng, 16 Oktober 2018. (Foto: Pemkot Pekalongan)

Pekalongan - Salah satu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), tengah ditutup sementara per 22 Februari. Lokasi di selatan kini dipindah ke utara.

"Lokasi lelang selatan dengan luas 2.200 meter persegi. Empat ribu meter persegi di lokasi lelang utara," ujar Kepala TPI Kota Pekalongan, Mochtar Sanusi, Senin (11/3). 

Kata dia, ada polemik dalam kebijakan tersebut. Namun, pengelola enggan meresponsnya dengan dalih efisiensi.

"Lokasi lelang bagian selatan hanya menghasilkan Rp140 juta. Sedangkan biaya sewa yang ditentukan Perum Perindo Rp400 juta," ucapnya.

Pengelola telah menginformasikan soal kebijakan itu ke nelayan. Sebagai konsekuensinya, waktu lelang diperpanjang. Tak lagi pukul 06.30 hingga 07.30. "Kami membuka pelayanan lelang hingga sore hari," tambahnya.

Menurut Mochtar, langkah tersebut tak memengaruhi pemasukan TPI Kota Pekalongan. Pendapatan Januari-Februari 2019 sekitar Rp811 juta. "Sedangkan Januari hingga Februari tahun lalu Rp308 juta," bebernya.

Ditentang Nelayan
Nelayan Kota Pekalongan, Rusli (48), mengkritisi penutupan TPI sisi selatan. "Hanya tempat lelang ikan, tempat menjual ikan bagi kami, tapi pemerintah malah menutupnya," keluh dia.

Rusli menggunakan kapal kecil berisi 2-4 awak untuk melaut. Menurutnya, TPI sisi selatan merupakan tempat sandaran hidup nelayan kecil. "Kalau disuruh bertarung harga di lokasi lelang ikan sisi utara dengan kapal besar, pasti harga ikan kami kalah," urainya.

Dengan begitu, tambahnya, penggabungan TPI menyusahkan nelayan kecil saat proses jual-beli ikan. "Kami berharap wacana tersebut dibatalkan," pintanya.

Kritik serupa disampaikan nelayan lain, Ari Robani (44). Penggabungan TPI menyusahkan nelayan kecil. Sebab, baru kedapatan lelang saat sore hari.

"Nelayan kecil jarang menggunakan es dan langsung menjualnya ke tempat lelang, usai mendapat ikan dari laut. Kalau menunggu waktu lelang hingga siang atau sore hari, kondisi ikan kami pasti tidak akan segar lagi," tuturnya.