Bupati Wonogiri Tagih Keseriusan PT RUM
WONOGIRI - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyambangi kantor PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (27/11). Menagih keseriusan perusahaan mengatasi bau limbah.
"Kami minta tanggapan serius PT RUM. Takbisa warga kami hanya disodori cara pandang teknis," ucapnya. Di sana, dirinya ditemui Direktur PT RUM, Rahmad dan General Manager HRD PT RUM, Hario Ngadiyono.
Kunjungan dilakukan, lantaran takada kesepakatan dalam mediasi kedua pada Jumat (22/11). Antara PT RUM dengan warga terdampak di Kecamatan Selogiri dan Wonogiri.
"Kalau masih ada perbaikan, sampaikan kepada kami. Dalam pemahaman yang dibalut sosial," ujar Jekek, panggilannya. Maksud "dibalut sosial" adalah penyampaian dalam bahasa yang sederhana. Agar mudah dipahami.
Baca juga:
Bupati Wonogiri Hardik Pimpinan PT RUM
Gagal Urus Limbah, DPRD: PT RUM Tutup Saja
Limbah PT RUM Sukoharjo masih Tengik
Dia pun minta PT RUM menghadirkan pihak-pihak yang bertanggung jawab langsung. Lantaran kedatangannya turut diikuti perwakilan yang tak memiliki otoritas membuat keputusan.
"Memangnya kita rapat RT? Ini sudah krusial persoalannya dan panjang. Maka, kami berharap ada solusi yang terstruktur," tuturnya.
Jekek kemudian meminta manajemen waktu pelaksanaan (time schedule) perbaikan pengolahan limbah oleh perusahaan. Juga menuntut konsekuensinya. Jika tak rampung.
"Kami masih meminta materi itu. Kalau siap, segera jadwalkan ketemu dengan pemerintah. Dan kami undang masyarakat," katanya.
"Ini upaya kooperatif kami. Tapi, kalau disepelekan, ya, mohon maaf," imbuh politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjungan (PDIP) itu.
Di sisi lain, Jekek mengungkapkan, pihaknya juga tengah menunggu jadwal mediasi yang difasilitasi provinsi. Bakal melibatkan pemerintah daerah (pemda) terdampak, PT RUM, dan perwakilan publik.
Sementara, Sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro, mengklaim, dirinya takbisa mendampingi Jekek karena masih di Jakarta. Dia mengklaim, perusahaan berupaya maksimal tangani libah.
"Soal pencapaian yang belum sempurna, 100 persen, itu banyak faktor. Seperti cuaca panas ekstrem yang lalu tiba-tiba mendung dan lainnya. Hal ini kami jauhkan sebagai alasan klasik," tuntasnya, mencuplik Solopos.