Bupati Karanganyar Akan Rayu Pedagang Kuliner Daging Anjing
KARANGANYAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), terus berupaya menutup warung kuliner daging sapi. Meski sekitar 10 pedagang menolak beralih usaha.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berkeyakinan, pedagang penolak dana hibah perlu waktu untuk berpikir. Persoalan ekonomi. Dasarnya. Dirinya pun bakal mendekati mereka.
"Saya yakin, mereka akan bisa memahami. Menerima. Kami berikan waktu berpikir. Karena memang tidak mudah mengambil keputusan beralih usaha," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Solo Raya Jadi Pusat Perdagangan Daging Anjing di Jawa
Bupati Karanganyar Akan Tutup Warung Makan Daging Anjing
Pemprov Dukung Penutupan Warung Kuliner Daging Anjing
Takkan ada sanksi bagi pedagang yang enggan beralih usaha. Pemkab bakal terus membujuk dan membimbing.
Kesehatan. Faktor utama dia ingin menutup seluruh warung kuliner daging anjing di Karanganyar.
Karenanya pula pemkab membentuk tim khusus. Terdiri dari berbagai unsur. Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan), Satpol PP, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan instan terkait lainnya.
Tim bertugas mengunjungi dan mengecek rumah. Guna mengetahui kondisi keluarga pemilik usaha kuliner daging anjing.
"Kami tegakkan fungsi pengawasan, mempersiapkan derajat kesehatan, dan mencintai lingkungan. Tim terpadu ke rumah mereka membantu mencari solusi. Agar beralih usaha. Termasuk merazia anjing liar," ucap dia.
Pemkab pun berencana membuat peraturan daerah (perda) dan bupati (perbup). Segala landasan hukum pelarangan kuliner daging anjing. "Tidak hanya anjing, tapi juga satwa lain," kata Yuli.
Sementara, Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani, mendukung langkah pemkab. Namun, diharapkan menyelesaikan persoalan dengan baik-baik. Khususnya dari aspek ekonomi.
"Ajak mereka diskusi. Supaya ekonomi tetap jalan. Jangan diperintah tutup. Alih profesi, tetapi pikirkan juga solusinya," jelasnya, sebagaimana ditulis Solopos.
Juliyatmono mengundang 37 pemilik kuliner daging anjing di Ruang Anthurium, kompleks Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis (20/6). Mengajak mereka beralih profesi.
Agar bersedia, pemkab menyiapkan dana bantuan Rp5 juta dan pendampingan selama enam bulan. Sayangnya, 10 pedagang menolaknya. Pun tak mengambil uang bantuan awal sebesar Rp500 ribu.