Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin. Foto Pemprov Jawa Tengah

bullying, pembelajaran, empati, pesantren

Cegah Bullying di Ponpes, Nawal Ajak Libatkan LBH dan Dorong Sistem Pelaporan Berbasis Empati

Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin, mengajak cegah perundungan di pesantren melalui pendidikan, pelaporan empatik, dan kerja sama dengan lembaga hukum. Data JPPI menunjukkan, kasus kekerasan di lembaga pendidikan naik dua kali lipat pada 2024.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin, mengajak publik untuk menghindari perundungan di pondok pesantren melalui pendidikan, keterlibatan lembaga hukum, serta jalur pelaporan yang menekankan pada empati.

Dalam sebuah perbincangan daring berjudul "Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan Seksual" pada acara Ngopi Penak serangkaian Ramadan Ramah Anak, pada Selasa (25/3), Nawal mengungkapkan, data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan, insiden kekerasan di lembaga pendidikan, termasuk madrasah dan pesantren, mengalami kenaikan dua kali lipat pada 2024.

Dia menjelaskan, kekerasan yang terjadi di pesantren disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang perundungan serta lemahnya penegakan disiplin. Oleh karena itu, Nawal menekankan pada pentingnya pendidikan serta penerapan sistem pelaporan yang aman, menghormati privasi, dan menunjukkan empati kepada para korban.

Inisiatif ini telah direalisasikan dalam bentuk program percontohan Pesantren Ramah Anak yang diinisiasi oleh Nawal dan Unicef. Dua pondok pesantren di Rembang, yaitu Ponpes Al Anwar IV dan Ponpes Alhamdulillah, telah menerapkan prinsip anti-bullying dalam aktivitas sehari-hari mereka.

Nawal juga mendorong pesantren untuk menjalin kolaborasi dengan lembaga hukum dan penyedia layanan kesehatan seperti Puskesmas guna menangani kasus-kasus yang terjadi. Dia berpendapat, hubungan antara senior dan junior di pesantren harus dibangun dengan prinsip kebersamaan, di mana senior bisa berfungsi sebagai konselor sebaya yang memberikan dukungan kepada junior.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah Retno Sudewi, melaporkan bahwa dari 2021 hingga Maret 2025, terdapat 85 insiden perundungan di area pesantren. Dinas telah mengambil langkah-langkah seperti pembinaan, pendidikan, serta pendampingan psikologis untuk para korban, bekerja sama dengan Unicef.

Retno berharap, diskusi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mencegah perundungan di pondok pesantren serta lingkungan lainnya, sehingga dapat terbentuk suasana yang aman dan nyaman untuk anak-anak.

Sumber: jatengprov.go.id

Komentar