BPBD Klaten Gerak Cepat Tangani Macetnya Pasokan Air di Kecamatan Karanganom
Klaten, Pos Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten gerak cepat menyiapkan lima tangki tandon air dan lima truk tangki untuk mendistribusikan air di lima desa di Kecamatan Karanganom, menindaklanjuti keluhan macetnya pasokan air oleh pelanggan PDAM Tirta Merapi di wilayah setempat. Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Klaten, Rujedi mengatakan, pihaknya sudah melakukan asesmen lapangan dan menunggu koordinasi dengan PDAM.
“Kita sudah siapkan lima tangki tandon air berkapasitas 5.300 liter dan lima truk tangki. Untuk sopir truk kita tidak ada karena sedang fokus acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Tinggal menunggu koordinasi dengan PDAM saja,” papar Rujedi, Sabtu (23/4).
Kades Jurangrejo Kecamatan Karanganom, Ali Murtopo mengatakan, sebanyak 329 kepala keluarga (KK) terdampak pasokan air yang mati total sejak 19 April 2022. Pihaknya berharap ada kebijakan darurat.
“Total 329 KK yang terdampak. Kita sudah tahu pipa saat ini isinya cuma seperempat. Tapi menghadapi mudik pasti kebutuhan tinggi, kita kooperatif, yang penting ada kebijakan darurat yang bisa menentramkan warga, kalau bisa H-7 sudah normal," papar Ali.
Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Merapi Klaten, Sigit Setyawan Bimantoro mengatakan, aliran air terganggu karena ada pipa rusak akibat dihantam ekskavator saat bersih sungai di Desa Kapungan Kecamatan Polanharjo. Berdasarkan data ada 2.000 pelanggan yang terdampak di enam desa di Kecamatan Karanganom.
"Tanggal 2 April ada pipa rusak di Desa Kapungan Kecamatan Polanharjo. Pipa rusak karena terhantam alat berat saat pembersihan sungai tapi tidak segera dilaporkan sehingga air hilang semua dan pipa kosong. Yang terdampak ada sekitar 2.000 pelanggan tersebar di Desa Karangan, Jurangjero, Kunden, Beku, Brangkal dan Blanceran,” terangnya.
Sigit menambahkan, perbaikan pipa sudah dilakukan tetapi membutuhkan waktu untuk pengisian dan membuang udara.
"Pipa sudah disambung tapi perlu waktu mengisi jaringan pipa sepanjang sekitar 7 kilometer dan membuang udaranya. Setiap hari kita isi, tapi belum penuh langsung habis digunakan masyarakat sebab Ramadan kebutuhan air naik," tutup Sigit.