BMKG Cilacap: Waspadai El Nino
Cilacap - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geogifika (BMKG) memprakirakan terjadi El Nino pada Januari-Februari 2019. Petani penggaran sawah tadah hujan pun diimbau mewaspadai dampaknya.
"Meskipun kategorinya moderat, pengairan sawah tadah hujan mungkin sedikit terganggu," ujar Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meterologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), baru-baru ini.
El Nino juga berpotensi memengaruhi curah hujan. "Biasanya setelah ada hujan, akan kering selama beberapa hari. Bahkan, kadang kondisi cuaca pada pagi hari hingga siang terlihat cerah dan terasa panas. Namun, sore harinya terjadi hujan lebat," terangnya.
Saat cuaca pada pagi-siang hari cerah dan terasa panas, terang dia, pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) akan meningkat. Sehingga, memicu terjadinya angin puting beliung.
Teguh menambahkan, El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan dan atmosfer yang ditandai memanasnya suhu permukaan laut (SST) di ekuator Pasifik Tengah (Nino 3,4) atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya).
"Pengaruh El Nino di Indonesia tergantung kondisi perairan di wilayah Indonesia. Jika suhu perairan Indonesia cukup dingin, El Nino akan mengurangi curah hujan. Dan sebaliknya, jika suhu perairan Indonesia cukup hangat, fenomena global tersebut tidak memengaruhi curah hujan," tuturnya.
Di sisi lain, dia menyampaikan, prakiraan cuaca pada Januari ini secara umum normal, meskipun tak mencapai maksimum. "Misalnya, curah hujan bulan Januari di Cilacap dalam kondisi normal. Diprakirakan berkisar 300-500 milimeter. Oleh karena adanya El Nino, curah hujannya diprakirakan hanya mencapai kisaran 300 milimeter," tutupnya. (Ant)