BKK Jateng Merger, Cabang Demak Sempat Merugi
DEMAK - DPRD Jawa Tengah (Jateng) meminta direksi PT BKK Jateng (Perseroda) bekerja profesional. Guna meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
"Harus dibuktikan hasil penggabungan (merger) 27 BKK ini. Dapat menghasilkan PAD yang lebih proporsional," ujar Sekretaris Komisi C DPRD Jateng, Tety Indrarti, di Kabupaten Demak, beberapa waktu lalu.
Baca: Pemprov Jateng Merger 27 BKK
Sementara, Anggota Komisi C, Sidi Mawardi, menanyakan konsekuensi dari konsolidasi 27 BKK se-Jateng. Khususnya ihwal SDM, penggalangan dana, dan antisipasi kredit bermasalah.
Direktur Operasional PT BKK Jateng, Drajat Adhitya Waldi, mengakui, terdapat beberapa kendala saat penggabungan. Seperti penyesuaian gaji.
"Ada penyesuaian. Dan yang jelas, terdapat penurunan pendapatan. Bagi karyawan staf ke bawah," ucap dia, mengutip laman resmi DPRD Jateng.
Pendapatan pun berpengaruh. PT BKK Jateng Cabang Demak sempat merugi Rp1,05 miliar. Dengan kredit macet 10,5 persen hingga Juni 2019. Padahal, mencetak laba Rp1,99 miliar pada 2018.
"Sejalan rampungnya pembenahan, dapat diperbaiki. Pada Juli, sudah mencatatkan laba Rp335 jut. Dan rasio kredit bermasalah diturunkan. Pada level 1,01 persen," tutur Manajer Cabang Demak, Muhammad Fariq, pada kesempatan sama.
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi C, Mifta Reza NP, berharap, pengelola kantor mampu memetakan masalah, Juga karakteristik pasar. Sehingga, bank berkembang.
"Mudah-mudahan ke depan, bank ini semakin mendapat kepercayaan masyarakat. Menarik lebih banyak nasabah. Dengan begitu, misi mengembangkan perekonomian sekitar dapat diimplementasikan," pungkasnya.