Bangun Rumah Bersubsidi, Pengembang Incar Wilayah Pinggiran
SURAKARTA - Pengembangan perumahan bersubsidi di kawasan Solo Raya, Jawa Tengah (Jateng), menyasar kawasan pinggiran. Dalihnya, terbentur keterbatasan lahan.
"kendalanya memang pada pembebasan lahannya. Dalam arti, kenaikan subsidi dengan harga tanah, tarif tukang, serta bahan baku, tidak sesuai," ujar Sekretaris Real Estat Indonesia (REI) Solo Raya, Oma Nuryanto.
Baca juga:
Harga Rumah Bersubsidi Naik Rp10 Juta
ASN Tegal Diberi Keringanan DP Rumah Bersubsidi
Beberapa wilayah Solo Raya masih berpotensi dikembangkan perumahan bersubsidi. Seperti Boyolali, Karanganyar, dan Sukoharjo.
Ditargetkan terbangun 6.000 unit rumah selama 2019. "Target tidak berubah. Sebab, sudah disiapkan sebelumnya," ucap dia.
Ihwal pasar, menukil Solopos, diprediksi takkan terpengaruh signifikan. Peningkatan harga 7-8 persen tak membuat harga terpaut jauh. Khususnya menyangkut cicilan.
"Pasar tidak masalah. Misalnya dulu angsuran Rp750 ribu jadi Rp825 ribu. Jadi, tidak terlalu banyak," katanya.
Seorang pengembang rumah di Karanganyar, Sapari, mengungkapkan, sulit mencari lahan pengembangan rumah bersubsidi di Solo Raya. Dirinya lantas membeberkannya.
"Solo sudah tidak ada lahan. Kalau Karanganyar, masih satu-dua lokasi ada. Tapi daerah perbatasan Solo, seperti Colomadu, sudah sangat tinggi," jelasnya.