ASN Jateng Kumpulkan Zakat capai Rp57 Miliar
Sukoharjo, Pos Jateng - Aparatur Sipil Negara (ASN) Jawa Tengah berhasil mengumpulkan zakat hingga Rp57 miliar meski tahun 2022 baru menginjak Oktober. Jumlah zakat yang dihimpun melalui Baznas tersebut bahkan sudah menyamai total zakat ASN selama 2021 lalu.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku bangga dengan pemerintahannya karena menunjukkan tren positif dalam pengelolaan zakat, infaq dan sodaqoh (ZIS) yang terus naik tiap tahunnya. Diharapkan dengan peningkatan ZIS, maka akan banyak pula masyarakat kurang mampu yang tertolong.
“Sangan salah, kekuatan ZIS ini dahsyat sekali. Rasa-rasanya dengan peningkatakan pendapatam dari ZIS akan banyak masyarakat kurang mampu yang tertolong,” kata Ganjar di sela-sela rakor Baznas Jawa Tengah, dilansir dari jatengprov.go.id, Sabtu (15/10).
Ganjar mengatakan, saat ia baru memimpin Jawa Tengah, ZIS wilayahnya hanya sekitar Rp110 juta. Setelah ASN pemprov didorong, ZIS pada 2015 bisa naik menjadi Rp1,9 miliar.
Trennya terus naik dari tahun ke tahun setelah ada aturan, sehingga pada 2016 menjadi sekitar Rp8,5 miliar, 2017 sekitar Rp18,1 miliar, 2018 melonjak menjadi Rp31,7 miliar. Tren itu terus berlanjut menjadi Rp48,9 miliar pada 2019, Rp50,4 miliar pad 2020, dan pada 2021 mencapai Rp57 miliar. Untuk 2022, per Oktober 2022 sudah mencapai Rp57 miliar.
“Ini kita mulai dari partisipasi teman-teman di pemerintahan. Alhamdulillah grafiknya di Jawa Tengah, di pemprov yang saya mulai, minimal tanggung jawab saya, itu naik terus dan bagus naiknya. Kelipatannya juga sangat tinggi,” kata Ganjar.
Sementaar itu, Ketua Baznas Jawa Tengah, KH. Ahmad Darodji menambahkan, jumlah ZIS dari ASN Pemprov Jateng sampai pertengahan Oktober 2022 ini sudah mencapai Rp57 miliar. Jumlah itu diperkirakan akan bertambah, sehingga akhir tahun nanti diperkirakan dapat mencapai Rp70 miliar.
“Itu dari ASN saja. Kalau ditambah dengan ZIS yang masuk dari 30 Baznas kabupaten/kota, UPZ masjid-masjid, dan lainnya, maka target tahun ini sebesar Rp2,1 triliun akan bisa tercapai dan bukan tidak mungkin target tahun depan sebesar Rp2,6 triliun juga dapat tercapai,” ujarnya.
Darodji menambahkan, selain dikelola oleh masing-masing dinas, sekitar 50% dari total ZIS disisihkan untuk kegiatan konsumtif. Misalnya bantuan untuk pembangunan masjid, pendidikan sekolah dan madrasah, maupun kesehatan.