Air Kali Cengek Menghitam, Ratusan Ikan Mati
Salatiga - Ratusan ikan mati di aliran Kali Cengek, Kelurahan Tingkir Tengah, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng). Diduga akibat pencemaran yang mengakibatkan air berwarna hitam.
"Ketika warga menemukan ikan-ikan pada mati, aliran Kali Cengek sudah berubah kehitam-hitaman," ujar warga Kelurahan Tingkir Tengah, Boim, baru-baru ini. Pencemaran itu, diduga akibat limbat sejumlah pabrik di daerah aliran sungai.
Karenanya, warga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga "turun tangan". Apalagi, Kali Cengek turut dimanfaatkan warga sebagai sumber air irigasi sampai mencuci.
Sementara, berdasarkan hasil pantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Salatiga di sepanjang Kali Cengek hingga hulu sungai, sumber air Senjoyo, pencemaran sungai disebabkan obat yang dipakai oknum saat mencari ikan.
"Jika kali tersebut tercemar limbah pabrik, semua ikan dari hulu sungai hingga hilir daerah Tingkir pasti mati. Setelah saya melihat langsung di lokasi mata air Senjoyo dan beberapa sungai, tidak ada ikan yang mati. malah ada orang yang memancing," papar Kepala DLH Salatiga, Prasetyo Ichtiarso.
Pencemaran Lain
Kali Aji pun tercemar sampah. Bau busuk menyengat. Akibatnya, warga Desa Plantaran, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, harus menutup hidung saat melintasinya.
Sampah menyelimuti permukaan air sekira 200 meter, tepatnya di bagian sungai barat Pasar Gladak. Menurut warga RT 01 RW 02 Desa Plantaran, Jumari, ada jentik nyamuk di beberapa bagian sungai yang alirannya tak lancar akibat sampah.
"Ini kiriman saat hujan datang beberapa hari terakhir, terutama dua hari lalu saat hujan sangat deras dan membawa banyak sampah," beber dia.
Dirinya khawatir, tumpukan sampah mengakibatkan air meluber ke jalan di utara sungai, bila tak segera. "Kalau kering, baunya jadi tidak enak. Namun, saat hujan, air menjadi meluap," terangnya.
Terpisah, Kepala DLH Kendal, Sri Purwati, menyatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menangangi masalah tersebut. "Karena (Dinas PUPR) yang mempunyai alat berat untuk mengeruk dan mengangkut sampah," tutupnya.