99 Warga Grobogan dan Demak Ikuti Pembekalan Keterampilan
Jawa Tengah, Pos Jateng - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jawa Tengah (BP3AP2KB Jateng) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggelar pembekalan berbagai keterampilan untuk 99 orang mustahik Kabupaten Grobogan dan Demak. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno mengatakan kegiatan ini dalam rangka percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di Jateng.
"Kita melatih, dan menyiapkan supaya bantuan yang diberikan, bisa sesuai tujuannya dan berkembang,” ujarnya usai menyerahkan bantuan, Senin (10/7) dikutip dari jatengprov.go.id.
Sumarno mengatakan pihaknya memberikan pelatihan bidang kuliner, usaha laundry, dan menjahit pakaian. Selain itu, pihaknya juga menyerahkan bantuan modal usaha produktif program pengentasan kemiskinan ekstrem dari Baznas untuk para mustahik.
“Kegiatan ini sangat penting, jadi kita memberikan bantuan kepada masyarakat, tidak hanya diberikan, tetapi juga memfasilitasi," katanya.
Menurut Sumarno, bantuan usaha produktif dan pelatihan ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya. Ia menyebut bantuan ini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat supaya mereka mempunyai usaha dan berpenghasilan.
“Sehingga program ini multiplier effect-nya jauh lebih banyak. Inilah yang dilakukan Baznas dan Pemprov Jawa Tengah, pemberdayaan masyarakat. Jadi pemberdayaan ini kuncinya adalah mereka supaya berdaya, punya usaha, dan punya penghasilan,” jelasnya.
Sumarno menerangkan pihaknya merealisasikan program pengentasan kemiskinan ekstrem ini dengan menyasar daerah-daerah zona merah atau miskin ekstrem di Jateng. Bantuan diberikan berdasarkan kondisi karena melibatkan banyak unsur, contoh bantuan yang diterima masyarakat yakni perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) dan jambanisasi dan bantuan pemberdayaan masyarakat.
“Kolaborasi penanganan kemiskinan ini melibatkan banyak unsur, termasuk Baznas untuk perbaikan RTLH, jambanisasi, dan sebagainya. Tetapi jauh lebih banyak untuk pemberdayaan masyarakat, dengan sasaran warga miskin di daerah miskin ekstrem yang memang jadi prioritas,” pungkasnya.