13 Siswa SMKN 1 Miri Dirawat di 4 RS
SRAGEN - Sebanyak 13 siswa SMK Negeri 1 Miri di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), menjalani perawatan. Menyusul robohnya aula sekolah pada Rabu (20/11) sore.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi. Seluruh biaya perawatan akan ditanggung dinas," ucap Kepala SMK Negeri 1 Miri, Sarno, Kamis (21/11).
Sebanyak sembilan korban lainnya diperkenankan pulang. Sebelumnya dirawat di RSUD Gemolong.
Baca: Aula SMKN 1 Miri Sragen Ambruk
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Jateng VI, Eriz Yunianto, menambahkan, ke-13 korban dirawat di empat rumah sakit. Baik di Sragen, Surakarta, maupun Sukoharjo.
"Ada tujuh di RSUD Sragen, dua anak di RS PKU Muhammadiyah Solo, satu anak di RSUP dr. Moewardi Solo, dan tiga anak di RS Khusus Tulang Karima Utama Kartosuro (Sukoharjo)," tuturnya.
Kondisi korban yang dirawat beragam. Ada yang patah tulang, cedera kepala, hingga luka terbuka di bagian tubuh lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi, melanjutkan, seluruhnya tertangani dengan baik. Meski wewenang penanganan SMK ada di provinsi.
"Sekarang fokus ke penanganan korban dulu. Kita cukup beruntung tidak timbul korban jiwa. Yang penting, kegiatan belajar jalan terus," kata dia.
Terjunkan Tim
Sementara, Kepala Disdik Jateng, Jumeri, menyatakan, pihaknya telah menerjunkan tim. Guna mengidentifikasi insiden tersebut. Kemudian menjadi bahan pertimbangan langkah selanjutnya.
"Ini, kan, bangunan dibangun komite sekolah. Kami akan lihat kemungkinannya nanti. Ini tim kami dari provinsi sedang meluncur untuk memastikan," ujarnya.
Soal pembangunan kembali aula, akan meninjau dahulu rencana tapaknya (site plan). Guna mencari opsi terbaik.
"Saya lihat lokasi ini sebagai aula tidak tepat. Harus lebih aman daripada sebelumnya," jelasnya, menyitir detikcom.
Dia pun menginstruksikan seluruh kepala cabang Disdik Jateng mengecek kondisi sekolah. Sehingga, kejadian serupa tak terulang.