Ungkit Keluhan 'Emak-Emak', Jokowi-Sandi 'Berbalas Pantun'
Jakarta - Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengkritisi defisit neraca perdagangan. Lantas menceritakan keluhan ibu-ibu ihwal tarif listrik dan sepinya pelanggan yang ditemuinya saat kampanye di daerah. Mia di Tegal dan Nurjanah dari Langkat.
Gayung bersambut. Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), membalas kritik tersebut. Menurutnya, kebijakan ekonomi makro tak bisa sekadar merujuk keluhan beberapa warga.
"Ini ekonomi makro. Bukan ekonomi mikro. Sekali bangun langsung jadi. Jadi, enggak bisa juga seperti Bapak sampaikan: Ibu ini, Ibu itu," ujarnya dalam debat terakhir Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (13/4).
Dalam mengelola negara harus merujuk data konkret. Hasil survei di lapangan. Termasuk ihwal ekonomi. Bukan berpedoman pada keluhan semata.
"Ini ekonomi negara. Jadi, sangat berbeda. Kita harus ngerti. Dari sisi supply. Dari sisi demand. Secara garis besar seperti apa. Harus pakai angka-angka yang didasarkan data-data survei," ucap dia.
Sandi pun membalas Jokowi kala diberi kesempatan berbicara. "Saya minta maaf ke Pak Presiden Jokowi," ucapnya. Namun, dia mengingatkan, "Ini merupakan fakta."
Eks-Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, angka-angka pemerintah soal ekonomi mungkin baik-baik saja. Namun, berbanding terbalik dengan pengalamannya saat berkampanye. Data tak sesuai.
"Mungkin di atas kertas, di atas meja yang kita terima, angka-angkanya baik-baik saja. Masyarakat ingin perubahan ekonomi, seandainya ekonomi digarap dengan baik, tidak mungkin masyarakat mengeluh," tuntasnya.