Tsunami Nontektonik Berpotensi Terjang Sejumlah Wilayah
Jakarta, Pos Jateng - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi tsunami nontektonik di sejumlah wilayah di Indonesia.
Wilayah tersebut di antaranya Selat Sunda, Kota Palu Sulawesi Tengah, Pulau Seram Maluku Tengah, juga beberapa titik di Wilayah Indonesia Tengah dan Timur, termasuk Pulau Lembata Nusa Tenggara Timur.
Kepala BMKG, Dwikorita menjelaskan, wilayah tersebut banyak memiliki gunung api laut, palung laut atau patahan darat yang melempar sampai ke laut.
“Wilayah tersebut berpotensi diterjang tsunami nontektonik, dengan waktu datang gelombang tsunaminya 2 sampai dengan 3 menit (tsunami cepat), mendahului berbunyinya sirine peringatan dini,” terang Dwikorita dalam keterangannya, Senin (20/9).
Dwikorita mencontohkan, Tsunami di Pandeglang, Selat Sunda, Banten pada 2018 merupakan satu contoh tsunami nontektonik. Kejadian tersebut akibat longsor lereng gunung ke laut, dipicu erupsi Gunung Api Anak Krakatau, bukan karena gempa bumi.
"Terbaru adalah saat terjadinya gempa bumi magnitudo 6,1 di Pulau Seram Maluku Tengah, 16 Juni lalu yang juga mengakibatkan longsor lereng pantai sehingga berdampak tsunami dengan kenaikan muka air laut sekitar 50 sentimeter," katanya.
Umumnya, jelas Dwikorita, gempa bumi dengan magnitudo 6.1 di laut dekat pantai belum mampu membangkitkan tsunami.
"Namun ternyata mampu mengakibatkan longsor pantai ke laut pada lereng pantai dengan batimetri curam, dan akhirnya memicu tsunami kecil," lanjutnya.
Untuk itu, BMKG bersama kementerian/lembaga terkait, tengah berupaya melakukan penyempurnaan dan pengembangan lanjut Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS). Ini menjadi sebuah keharusan mengingat beberapa wilayah di Indonesia juga memiliki potensi kejadian serupa.