Pertumbuhan Ekonomi 5,17 Persen Patut Disyukuri
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin menyatakan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen tergolong tinggi di antara negara-negara G-20. Hanya kalah dari Cina dan India.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih bagus dibanding negara emerging market lainnya. Seperti Rusia, Turki, Afrika Selatan, Brazil," ujar Juru bicara TKN, M. Misbakhun, di Jakarta, Sabtu (6/4).
Menurutnya, capaian tersebut prestasi kala kondisi global takmenentu akibat perang dagang Amerika dengan Cina. Apalagi, pertumbuhan ekonomi "Negeri Tirai Bambu" dan India juga sedang merosot.
"Ekonomi Cina menurun dari pertama double digit hingga sekarang di kisaran enam persen. Hampir tujuh persen. India yang dulu sekitar hampir 10 persen. Mendekati double digit. Sekarang hanya 7,2 persen," ucap dia.
"Kemudian, ada situasi global. Di mana semua prediksi proyeksi pertumbuhan selalu dipangkas IMF dan World Bank, karena ada kondisi ketidakpastian global yang harus diantisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi," imbuh politikus Golkar ini.
Karenanya, Misbakhun tak menuntut Presiden merealisasikan janji pertumbuhan ekonomi tujuh persen. Terlebih, Jokowi mewarisi pertumbuhan ekonomi yang merosot sejak 2010 2011. "Masyarakat harus tahu dan realistis," katanya menganjurkan.
Dirinya mengingatkan, pemerintah terus berupaya memperbaiki angka pertumbuhan ekonomi. Awalnya mendekati 4,9 persen tetap bertahan hingga mendekati lima persen.
Pemerintah, tambahnya, juga berupaya memperkuat ekonomi domestik. Demi stabilitas pertumbuh ekonomi di atas lima persen.
Perekonomian diperkuat pembangunan infrastruktur. Interkoneksi di Jawa dan Sumatera melalui proyek tol, pelabuhan, bandara, pembangunan di wilayah perbatasan, dan menekan ongkos biaya logistik, misalnya.
"Saya yakin, dalam waktu dekat akan mulai dituai oleh pemerintah. Karena bagaimana nanti pertumbuhan kawasan dan bagaimana pemerintah mengisi konten kawasan itu, akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang," tandas Misbakhun.