Percepat Herd Immunity, Pemerintah Imbau Masyarakat Segera Booster

Percepat Herd Immunity, Pemerintah Imbau Masyarakat Segera Booster Wamenkes, Dante Saksono. Foto: setkab.go.id

Nasional, Pos Jateng - Pemerintah menyatakan saat ini vaksinasi booster dapat dilakukan dengan interval tiga bulan setelah suntikan dosis primer, bukan enam bulan lagi. Sehingga, masyarakat diminta segera melakukan booster di gerai-gerai fasilitas kesehatan demi mempercepat herd immunity.

“Kebijakan vaksinasi booster yang kita sudah revisi, yang tadinya enam bulan setelah vaksinasi kedua, sekarang sudah direvisi menjadi tiga bulan sesudah vaksinasi kedua, diharapkan bisa mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat,” ujar Wamenkes, Dante Saksono dalam keterangannya, dikutip dari setkab.go.id, Selasa (8/3).

Dante pun mengimbau masyarakat tidak tidak memilih vaksin karena vaksin yang diberikan pemerintah sudah melalui uji keamanan dan efektivitas.

“Vaksin apa yang terbaik adalah vaksin yang paling cepat kita dapatkan,” tegasnya.

Dalam keterangan persnya, ia juga memaparkan mengenai tren kasus Covid-19 yang secara nasional sudah mulai menurun.

“Angka reproduksi virus sudah menurun di setiap pulau besar di Indonesia tetapi ada lima provinsi yang trennya masih sedikit meningkat, yaitu di Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Kalimantan Utara,” ungkapnya.

Tren penurunan kasus juga diiringi dengan penurunan tingkat perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit. Dante mengungkapkan, sekitar 60% pasien yang dirawat saat ini tidak bergejala atau gejala ringan.

“Jadi, sebenarnya sebagian besar kasus yang dirawat adalah kasus-kasus yang tidak memerlukan perawatan secara klinis medis,” imbuhnya.

Terkait dengan tingkat kematian, ia menjelaskan bahwa kematian pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit didominasi oleh pasien yang mempunyai komorbid, kelompok lanjut usia (lansia) dan pasien yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap.

“Tidak semuanya pasien meninggal karena Covid-19, tetapi juga ada juga yang meninggal dengan Covid-19. Hasil audit kematian di rumah sakit menunjukkan bahwa mayoritas kasus meninggal tersebut adalah lansia dengan komorbid berupa diabetes, hipertensi dan gagal ginjal,” pungkasnya.