Pengkritik Pemilu Dicibir, BPN: Jangan Khianati Reformasi
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meminta tiada pihak-pihak yang mendiskreditkan pengkritik pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Sebab, mereka ingin terwujudnya "demokrasi prosedural" yang jujur dan adil.
Menurut Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Sodik Mudjahid, kritik itu bagian dari demokrasi. "Jangan samakan Pemilu 2019 dengan Pemilu zaman tahun 1970-an, awal Orba (Orde Baru). Jangan khianati reformasi," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/4).
Dia menambahkan, adanya perbedaan hitung cepat antara BPN dengan lembaga survei lazim terjadi. Bahkan, baginya, sebagai bentuk kontrol, agar pemilu berlangsung jurdil.
"Kalau beda dikit-dikit, wajar. Tapi kalau beda banyak, maka tidak wajar," ucap politikus Gerindra ini.
Di sisi lain, Sodik mengapresiasi tingginya partisipasi publik dalam mengawal penghitungan suara. "(Ini) bentuk protes dan bentuk kepedulian," pungkasnya.
Percakapan hitung cepat Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 masih intens, meski telah berlangsung sepekan lamanya. Euforia pun terlihat dari pihak yang merasa menang.
Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum rampung melakukan rekapitulasi suara. Baru mencapai 22 persen per malam ini, sekitar pukul 19.00. Ditampilkan dalam situs resmi penyelenggara pemilu tersebut.