Menkeu Dorong Peran BLU dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Jakarta, Pos Jateng – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyebut Badan Layanan Umum (BLU) memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi terutama pada pelayanan dasar, social concern, serta pembangunan nasional. Oleh karena itu, pihaknya mendorong BLU untuk semakin mendekatkan layanan terhadap masyarakat.
“Kualitas pengelolaan BLU itu menjadi pertaruhan karena dia diandalkan oleh masyarakat. Tidak hanya dari sisi tata kelola keuangan itu penting, tapi kualitas dari pelayanannya,” ujar Menkeu dalam acara Opening Ceremony BLU Expo, Selasa (16/11).
Dilansir dari kemenkeu.go.id, BLU sebagai agen pemerintah berperan sentral dalam percepatan layanan publik dan katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peran strategis BLU akan terus didorong untuk dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi.
Sebagai kontributor perekonomian, Menkeu menyebut BLU mendukung rencana kerja pemerintah dan prioritas nasional, baik di bidang kesehatan, pendidikan, pengelolaan dana, hingga pengelolaan aset dan kawasan.
Saat ini terdapat 252 BLU yang tersebar di 21 kementerian lembaga yang terdiri dari 107 BLU di bidang kesehatan, 106 BLU di bidang pendidikan, 10 BLU pengelola dana, 5 BLU pengelola kawasan, dan 23 BLU penyedia barang atau jasa lainnya.
Menkeu menjelaskan di sisi layanan dasar kesehatan, sebanyak 90 persen rumah sakit BLU menjadi rumah sakit rujukan Covid. Jumlah rumah sakit BLU yang hanya sebesar 3,06 persen mampu berkontribusi kepada 15,04 persen layanan rumah sakit di Indonesia.
Pada bidang pendidikan, jumlah perguruan tinggi negeri BLU yang hanya sebesar 2,96 persen mampu menerima dan melayani 25,45 persen mahasiswa. BLU pendidikan juga memberikan beasiswa kepada 152 ribu mahasiswa tidak mampu, 1,52 juta beasiswa mahasiswa formal, 30 ribu riset, serta 5 ribu HAKI.
“BLU pengelola dana telah menyalurkan Rp31 triliun kepada 1,3 juta penerima dalam bentuk pembiayaan UMKM dan UMi. BLU pengelola dana juga menyediakan Palapa yang menghubungkan 57 kabupaten/kota sepanjang 12.148 km melalui pembangunan jaringan dan 1.662 BTS,” ujar Menkeu.
Di sisi lain, BLU pengelola kawasan telah mengembangkan kawasan ekonomi dengan kemudahan berusaha, mengelola daerah pariwisata dan layanan khusus, optimalisasi aset negara, serta mendukung infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN).
Adapun BLU penyedia barang atau jasa lainnya telah menyediakan 2,7 juta dosis inseminasi buatan yang merupakan 60 persen dari kebutuhan nasional diproduksi oleh BBIB dan 44 persen hingga 52 persen vaksin nasional brucellosis, rabies, dan flu burung yang diproduksi Pusvetma.
“BLU menyelenggarakan pelayanan umum, namun dengan tata kelola seperti korporasi yang sehat dan baik, tidak mencari keuntungan. Jadi tujuannya bukan profit making, tapi pelayanan meskipun mengelola penerimaan. Dan tentu di dalam tata kelola yang baik, kinerja-kinerjanya diukur berdasarkan produktivitas, efisiensi, maupun efektivitas mencapai tujuannya,” kata Menkeu.
Ke depannya, Menkeu meminta BLU dapat dikelola dengan lebih baik, profesional, dan transparan, serta mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan manajemen dan leadership yang baik.
Harapannya, BLU dapat menjadi institusi yang memberikan pelayanan makin affordable, available, dan sustainable dengan terus kreatif dan inovatif dalam menciptakan pelayanan yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
“Masyarakat bisa menjangkau yang ingin mendapatkan pelayanan, seperti pendidikan, kesehatan maupun yang lain. Namun keberadaan dan availability-nya harus cukup merata di masyarakat. Dari sisi keuangan juga harus sustainable dari BLU-nya itu sendiri. Pelayanan menjadi sangat penting dan inovasi teknologi digital juga menjadi sangat penting. Dan tentu kita berharap tata kelolanya makin baik,” ujar Menkeu.