Kementan Sigap Tangani OPT, Demi Jaga Kualitas Produksi Komoditas Perkebunan
Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan khususnya Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak terus konsisten menjaga kualitas mutu tanaman perkebunan. Terbukti telah digelarnya Merdeka OPT beberapa waktu lalu, dan berhasil meraih respon positif dan antusias tinggi dari pekebun.
Subsektor perkebunan merupakan andalan Kalimantan Barat dalam menggerakkan perekonomian daerah. Tentu dalam pengembangannya, tidak terlepas dari adanya gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat mempengaruhi kualitas maupun kuantitas produksi tanaman perkebunan, bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman. Hal ini yang mendorong diadakannya Merdeka OPT," ujar Gabriel Lulus Puji Hantoro, Kepala BPTP Pontianak.
Ia menjelaskan, Rangkaian kegiatan Merdeka OPT diantaranya Diseminasi dan Penerapan Teknologi Pengelolaan OPT Tanaman Perkebunan. "Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengedukasi pekebun dalam melakukan usaha budidaya perkebunan, khususnya pengelolaan hama dan penyakit tanaman perkebunan," katanya.
Gabriel menambahkan, Kegiatan Merdeka OPT” dilaksanakan dibeberapa lokasi, diantaranya Desa Sahan dan Desa Panjak, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, berupa Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) untuk Tanaman Lada dan Diseminasi Teknologi Pengelolaan Hama Terpadu.
Selain itu, kegiatan Merdeka OPT juga dilaksanakan di Kelurahan Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, berupa kegiatan Pengendalian Masal Hama Kumbang Kelapa pada Tanaman Kelapa, sedangkan untuk di Desa Goa, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, kegiatan berupa Pengendalian Penyakit Bidang Sadap pada Tanaman Karet.
Terakhir kegiatan Merdeka OPT ini dilaksanakan di Desa Tinom Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, dengan kegiatan berupa Pelatihan Regu Proteksi dan Pengendalian Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis pada Tanaman Karet.
"Melalui Merdeka OPT ini diharapkan kemandirian petani dalam melaksanakan pengawalan usaha budidaya perkebunan semakin meningkat dan dapat menekan terjadinya serangan OPT di kebun petani, jika pengawalan budidaya perkebunan ini dapat ditingkatkan maka diharapkan kuantitas dan kualitas hasil perkebunan juga dapat ditingkatkan," harap Gabriel.
Ia menjelaskan bahwa, "BPTP Pontianak sendiri memberikan berbagai layanan yang terkait dengan perlindungan tanaman perkebunan, dimana dilengkapi fasilitas laboratorium yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 2016 dan sumber daya manusia yang telah terlatih dalam menangani permasalahan teknis perlindungan perkebunan. Para pekebun, dan masyarakat lainnya dapat mendatangi langsung Klinik Tanaman Perkebunan Kantor BPTP Pontianak. Tak hanya itu, Masyarakat juga dapat menggunakan layanan online 24 jam melalui call center kami dan mengunduh aplikasi DiKLIK di Playstore yang dapat digunakan melaporkan OPT yang menyerang kebunnya. Petani dan masyarakat umum juga dapat mengakses media sosial BPTP Pontianak untuk memperoleh update informasi seputar perlindungan tanaman," jelasnya.