Impor Pangan Jaga Stabilitas Harga
Jakarta - Pemerintah dipastikan memiliki dasar kuat ihwal impor pangan. Menjaga stabilitas harga, salah satunya.
Faktor lain, tambah Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Eva Sundari, memenuhi kebutuhan nasional. Contohnya bawang putih. Sebesar 80 persen mengandalkan produk luar negeri.
"Sekarang kita masih impor, ya, karena kita tidak mempunyai modal. Di antaranya, soal kecukupan luas tanah yang akan ditanami bawang putih," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/4).
Bila tiada impor, harga-harga pangan cenderung fluktuatif. Terlebih saat panen. Karena hukum permintaan dan penawaran berlaku.
"Ini merugikan petani, karena memang kita belum mempunyai mekanisme untuk menstabilisasi harga. Yang biasanya itu, harus dimainkan oleh Bulog," ucap dia.
Kendati demikian, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menegaskan, produksi sejumlah komoditas naik. Jagung dan beras.
Eva mengingatkan, bukan perkara mudah mewujudkan swasembada pangan. "Tidak bisa dilakukan dalam waktu empat tahun," katanya.
Kubu penantang petahana pun ditantang melapor kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha, bila ada indikasi kartel pangan dalam kebijakan impor. "Mereka bisa melakukan investigasi," tutupnya.