Ditjen PDT Rintis Program Kontainer Masuk Desa
JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersinergi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam meningkatkan akses di daerah tertinggal. Melalui program kontainer masuk desa.
Dirjen PDT, Samsul Widodo, menyatakan, kebijakan itu guna memangkas rantai produksi. Sehingga, distribusi hasil bumi dari daerah tertinggal mudah terdistribusikan ke konsumen.
"Kami ciptakan kontainer-kontainer kecil. Ini yang harus kami rintis. Indonesia itu kepulauan. Kalau menggunakan kontainer besar, tidak bisa masuk ke desa. Rusak jalannya," ujarnya di Jakarta.
Dirinya mengungkapkan, sistem tersebut lebih efektif daripada tol laut. Dicontohkannya dengan waktu tempuh dari Kepulauan Aru ke Jakarta yang memakan waktu dua minggu.
Tak sekadar itu. Program kontainer turut mengikis dominasi perusahaan yang memonopoli rantai distribusi.
Samsul melanjutkan, pihaknya turut mendorong pemerintah desa (pemdes) mendirikan badan usaha sektor pengangkutan (shipper). "Yang berhubungan langsung dengan tol laut," ucapnya.
Dia menambahkan, pihaknya turut mendorong desa mengolah produk unggulannya. Agar mendapatkan nilai lebih dari barang yang dihasilkannya. Seperti tepung pisang dari Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).
Saat ini, lanjutnya, Ditjen PDT telah bersinergi dengan perusahaan logistik. Agar mendistribusikan produk daerah tertinggal. "Jangan sampai produk menumpuk dan tak ada pembeli," tutupnya.