Ditjen Hortikultura Kementan Kembangkan Program Bekerja
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengintensifkan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja). Guna menekan jumlah kaum papa.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, menyatakan, rumah tangga miskin pertanian (RTMP) sasaran program tak sekadar menerima bantuan. Namun, diberikan melakukan bimbingan teknis (bimtek). Agar hasilnya optimal.
"Tanpa (bimtek) itu, risiko kegagalan tinggi," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/10). Bimtek digelar selama dua hari. Berisi tentang cara budi daya yang baik dan benar.
Program Bekerja diinisiasi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sejak tahun lalu. Pada 2019, penerima manfaat sebanyak 60.539 RTMP di 14 kabupaten di 11 provinsi.
"Dari kabupaten sasaran kegiatan, sudah melaksanakan 10 bimtek. Saya minta ini ditingkatkan. Jadi, satu kecamatan minimal satu bimtek," tuturnya.
Bantuan yang diberikan Kementan beragam. Seperti 50 ekor ayam kampung, pakan dua bulan, dan kandang per RTMP; benih aneka sayur; dan bibit buah. Ditjen Hortikultura menyalurkan bantuan sayuran 898 hektare dan durian 611 hektare.
Program ini memiliki manfaat jangka pendek, menengah, dan panjang. Hasil panen sayur diharapkan bisa untuk dijual atau dikonsumsi sendiri. Juga demikian dengan telur ayam yang dihasilkan.
Dengan asumsi 50 persen ayam menghasilkan satu telur per hari dan nilainya Rp1.500 per butir, maka akan mendapatkan penghasilan tambahan Rp37.500 per hari. "Ini baru dari telur. Belum sayuran yang dijual," ucapnya.
"Kalau dikonsumsi sendiri, maka gizi rakyat miskin membaik. Kesehatannya terjaga. Jangka panjangnya terus produktif," tambah Anton, panggilannya.
Dirinya melanjutkan, belum mengetahui pasti keberlanjutan Bekerja pada 2020. Alasannya, pimpinan kegiatan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH). Kendati begitu, dirinya menegaskan, "Kalau memang ada, kita tentu akan ikut. Karena saling melengkapi."
Adopsi Bekerja
Di sisi lain, Anton menilai, Program Bekerja menunjukkan Amran visioner dalam. Sebab, memberdayakan petani melalui beragam bantuan dan menciptakan efek ganda dalam menekan kemiskinan.
"Program ini juga mendapat apresiasi dari FAO. Karena memberikan dampak signifikan," kata mantan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah (Jateng) itu.
Karenanya, Ditjen Hortikultura mengadopsi dan memodifikasi program tersebut. Rumusan tertuang dalam Desain Utama Hortikultura 2020-2024.
Kegiatan tersebut menyasar RTMP dengan beberapa kriteria. Seperti memiliki lahan seluas 0,3-0,5 hektare dan agroklimat. Penerima bantuan nantinya bakal diberikan bibit unggul buah.
"Kita kasih juga pupuknya, pengawalan hama penyakitnya, bimteknya. Kita kawal terus-terusan selama lima tahun," ujarnya.
Anton melanjutkan program ini melibatkan seluruh Direktorat di lingkungan Ditjen Hortikultura. Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat (STO) bertugas menentukan calon petani-calon lahan (CPCL) kegiatan dan Direktorat Perbenihan menyiapkan benih unggul sesuai selera pasar, misalnya.
"Yang cari info (selera pasar) Direktorat Pemasaran dan Pengolahan Hasil. Direktorat Perlindungan untuk atasi OPT-nya," imbuhnya.
Lokasi kegiatan nantinya dibangun menjadi sentra-sentra baru. Diberikan benih unggul, agar memiliki daya saing dan layak ekspor. "Walau luas lahannya kecil, hanya bisa ditanami 10 batang pohon, tetapi akan signifikan hasilnya, kalau ditanam secara masif," tutup Anton.