Diskon Pajak Hingga DP 0%, Penjualan Rumah di Indonesia Justru Anjlok
Jakarta, Pos Jateng - Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan rumah sepanjang 2021 anjlok 15,19%. Padahal, pemerintah dan BI telah mengguyurkan sejumlah insentif dan kebijakan, salah satunya DP 0%.
Kinerja tahunan kuartal ketiga ini juga lebih buruk dari kontraksi 10,01% pada kuartal sebelumnya. Kendati demikian, penjualan rumah berhasil tumbuh 1,67%, membaik dibandingkan kuartal kedua yang terkontraksi dalam 13,02%.
"Penurunan volume penjualan secara tahunan pada kuartal ketiga 2021 disebabkan oleh penurunan penjualan yang signifikan pada tipe rumah kecil, sedangkan tipe rumah menengah dan besar tercatat mengalami kenaikan," tulis BI dalam laporan 'Survei Harga Properti Residensial Primer', dikutip pada Senin (15/11).
Kebijakan stimulus DP 0% yang dilakukan sejak awal tahun juga tidak banyak membantu kinerja kuartal ketiga. Padahal kebijakan tersebut juga disertai bunga KPR rendah pada level 8,34%, turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 8,44%.
Selain itu, BI juga mencatat terdapat lima alasan utama yang menjadi faktor-faktor penyebab pertumbuhan penjualan rumah yang terbatas pada kuartal ketiga ini, yakni kenaikan harga bahan bangunan dan masalah perizinan atau birokrasi.
“Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR Perpajakan juga menjadi faktor utama,” lanjut laporan tersebut.
Dari sisi perpajakan, Sri Mulyani pada awal Agustus lalu juga memperpanjang periode subsidi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian rumah sampai akhir tahun ini. Subsidi berlaku untuk pembelian rumah siap huni dengan harga di bawah Rp 5 miliar.
Pada ketentuan dari subsidi PPN tersebut, berlaku dua diskon tarif. Rumah yang harganya di bawah Rp 2 miliar dapat menerima diskon pajak 100%. Sedangkan rumah yang harganya Rp 2 miliar ke atas sampai Rp 5 miliar, akan mendapat potongan 50%.
Anjloknya penjualan hunian membuat harga properti juga mulai tumbuh terbatas. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Kuartal III-2021 tumbuh sebesar 1,41% secara tahunan, turun tipis dibandingkan 1,49% pada kuartal sebelumnya.
"Hal ini ditengarai oleh adanya upaya developer untuk menghabiskan rumah ready stock di mayoritas kota yang terpantau sehingga cenderung menahan kenaikan harga," tulis laporan BI.