Bertemu Pihak Boeing dan ICAO, Menhub Bahas Perkembangan Industri Penerbangan Indonesia
Nasional, Pos Jateng - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi berdiskusi dengan Presiden Boeing Internasional, Michael A. Arthur terkait upaya pemerintah Indonesia dalam membangkitkan kembali industri penerbangan baik nasional maupun global yang terdampak Pandemi Covid-19.
Budi mengatakan, pihaknya juga membahas potensi kebutuhan pesawat di Indonesia untuk melayani penerbangan domestik yang jumlah pergerakannya kian meningkat pada tahun ini.
“Untuk itu saya minta pihak Boeing untuk berkomunikasi dengan sejumlah maskapai nasional terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan pesawat tersebut,” kata Budi, usai bertemu dengan sejumlah pihak dalam rangkaian kegiatan Changi Aviation Summit 2020 di Singapura, Rabu (18/5).
Budi mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan pesawat utamanya ditujukan untuk rute-rute daerah kecil yang selama ini mengalami kendala tidak adanya penerbangan.
“Kita ingin ke depannya tidak ada lagi daerah-daerah yang tidak dilayani penerbangan,” ujarnya.
Budi menambahkan, pihaknya juga membahas tentang peluang kerja sama penyediaan alat simulator penerbangan untuk melengkapi fasilitas di sekolah vokasi penerbangan yang dikelola Kemenhub.
Selain itu, Budi mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga mendapat tawaran dari International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk menjadi anggota tetap dewan ICAO.
“Saya merasa bangga mendapat tawaran menjadi anggota tetap ICAO. Ini merupakan kejutan, karena tidak direncanakan sebelumnya. Menurut saya ini adalah pengakuan bahwa kemajuan sektor penerbangan kita diakui dunia internasional,” ungkapnya.
Budi mengungkapkan, Indonesia terus berkomitmen memajukan industri penerbangan nasional, baik dari aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan. Menurutnya, tawaran ini merupakan hal membanggakan, mengingat ICAO adalah organisasi yang sangat konservatif atau hati-hati terhadap aspek-aspek tersebut.
“Menurut saya ICAO melihat adanya kemajuan itu. Bayangkan ada ratusan ribu penerbangan nasional yang kita layani. Itu tidak sederhana tetapi kita mampu mengontrol itu,” terangnya.
Budi menjelaskan, tawaran ini akan ditindaklanjuti melalui proses ratifikasi oleh ICAO untuk meminta masukan kepada negara-negara anggota dewan ICAO.
“Kita tunggu hasil ratifikasinya. Mudah-mudahan ini dapat membawa kabar baik bagi kemajuan industri penerbangan nasional maupun secara regional di kawasan Asia Tenggara,” ucapnya.
Budi bersama Presiden ICAO juga membahas rencana penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi sektor penerbangan di Indonesia, yang akan menjadi rangkaian kegiatan Presidensi Indonesia di KTT G20.
“Kita akan mengkampanyekan kebangkitan industri penerbangan nasional dan juga dunia dengan mengundang para pelaku industri penerbangan di berbagai negara,” katanya.
Sebagai informasi, Indonesia pernah menjadi anggota Dewan ICAO KAtegori III dari tahun 1962 sampai dengan tahun 2001. Kategori III merupakan perwakilan negara-negara yang memiliki wilayah geografis yang luas.