Amankan Pasokan Oksigen, Kemenperin Gandeng Perusahaan dalam Negeri
Jakarta, Pos Jateng - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengamankan tambahan produksi oksigen dan pengadaan isotank guna mengatasi masalah pengiriman oksigen medis dari industri ke rumah sakit. Kemenperin juga mengerahkan semua kemampuan industri dalam negeri dan jaringan industri luar negeri dalam penyediaan tabung oksigen dan oxygen concentrator/generator.
“Sementara ini kami telah mengamankan produksi tambahan oksigen, sehingga total suplai harian menjadi 2.622 ton/hari, 132 truk isotank pengangkut oksigen, 15.906 tabung oksigen, 8.100 unit oxygen concentrator, dan 9 deployable oxygen concentrator system,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, dilansir dari kemenpering.go.id, Kamis (8/7).
Agus menginstruksikan perusahaan-perusahaan industri dalam negeri memastikan ketersediaan oksigen dan tabung oksigen guna memenuhi kebutuhan oksigen medis. Ia mengatakan kontribusi perusahaan industri terhadap sektor kesehatan dalam penanggulangan Covid-19 sangat diharapkan dalam situasi sekarang.
“Kami telah menginstruksikan perusahaan-perusahaan industri dalam negeri memastikan ketersediaan oksigen dan tabung oksigen guna memenuhi kebutuhan oksigen medis. Kontribusi perusahaan industri terhadap sektor kesehatan dalam penanggulangan Covid-19 sangat diharapkan,” jelas Agus.
Ia mengatakan para pelaku industri yang berkontribusi dalam pemenuhan oksigen bagi penanganan Covid-19 adalah PT Samator, yang akan memfungsikan unit liquefaction di Surabaya untuk menambahkan pasokan oksigen medis. Sementara, Airliquide juga mengaktivasi kembali oxygen plant di Cilegon.
Sementara, PT Obsidian Stainless Steel, PT Sojitz Indonesia, PT Smelting yang memiliki oxygen plant juga bersedia meningkatkan produksi oksigennya demi kebutuhan medis. Sementara itu, industri pupuk, seperti Pupuk Kaltim dan Pupuk Sriwijaya, juga menyediakan beberapa oxygen plant.
“Kami mengapresiasi industri produsen oksigen yang terus memaksimalkan kapasitas produksinya memenuhi kebutuhan medis dan bahkan menambah kapasitas produksinya. Kami juga mengapresiasi industri pengguna oksigen yang telah bersedia menerima pasokan bahan baku oksigen yang lebih rendah dari kebutuhan mereka karena pengalihan kebutuhan medis,” ucap Agus.
Sebagai informasi, dilansir dari tweet @Kemenperin_RI, Kamis (8/7), total kebutuhan oksigen medis Jawa-Bali terus naik dari 800 ton/hari pada tgl 30 Juni 2021, menjadi 1.400 ton/hari di tanggal 1 Juli 2021, kemudian 2.262 ton/hari pada 3 Juli 2021, dan naik lagi menjadi 2.323 ton/hari pada tanggal 6 Juli 2021.