200 Warga Batangtoru Ikuti Operasi Katarak Gratis PT Agincourt Resources
Batangtoru, Pos Jateng – Sebanyak 200 warga Sopo Daganak, Batangtoru menghadiri pemeriksaan dan operasi katarak gratis dari PT Agincourt Resources (PTAR). Kegiatan tersebut sebagai langkah antisipasi yang efektif untuk mengurangi kebutaan akibat katarak di wilayah Batangtoru.
“Tahun ini PTAR menggandeng Rumah Sakit (RS) Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh di Medan yang sudah 17 tahun berpengalaman menggelar operasi katarak. Perusahaan berharap dapat membebaskan 600 mata buta katarak,” ujar General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis, pada rilis yang diterima PosJateng.id, Selasa (13/9).
Rahmat menjelaskan rangkaian operasi berlangsung pada dua titik lokasi dengan pembagian operasi terjadwal setiap minggu untuk tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19. Dua lokasi tersebut yakni Tapaunuli dan Batangtoru.
“Operasi katarak di Tapanuli Selatan akan difokuskan di RS Bhayangkara di Kecamatan Batangtoru, dengan jadwal operasi 14 September, 24 September, dan 15 Oktober. Dari Batangtoru, operasi katarak akan dilanjutkan di Medan, dengan jadwal operasi pada 22 Oktober, 12 November, dan 23 November,” jelas Rahmat.
Menurut Rahmat, jika antusiasme masyarakat selama rangkaian operasi katarak begitu besar, tidak tertutup kemungkinan PTAR menggelar operasi tambahan, dengan tetap memperhatikan situasi penyebaran Covid-19.
"Dengan kepedulian yang tinggi untuk menyokong harapan hidup penderita katarak, keluarga, dan komunitas di sekitarnya, PTAR siap menggelar operasi katarak gratis. Tentunya operasi katarak ini dilakukan dengan prosedur protokol kesehatan, mulai dari tahap screening, pelaksanaan operasi katarak, hingga kontrol pasca-operasi," terang Rahmat.
Sementara itu, Perwakilan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan, Rudi Iskandar Harahap M. Kes, mengatakan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan mendukung penuh operasi katarak yang diadakan PTAR. Ia mengapresiasi komitmen luar biasa PTAR yang tanpa henti menggelar operasi katarak sejak 2011.
“Kami siap mendukung penyampaian informasi kepada maysarakat tentang katarak dan kebutaan yang disebabkan oleh katarak,” ujar Rudi.
Hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness tahun 2014–2016 menyebut prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia sebesar 1,9%, dengan 77,7% penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan terbesar adalah katarak yang tidak dioperasi. Khusus di Sumatra Utara saja, hampir 80% kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi.