Upaya Kudus Naikkan Kelas Kopi Muria
Kudus - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah (Jateng), menggelar lomba uji cita rasa di Balai Jagong Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Senin (5/11).
Lomba bertujuan menaikkan kelas kopi asal lereng Gunung Muria ini, diikuti 41 peserta yang merupakan petani. Kegiatan bagian dari Kudus Expo.
"Dengan adanya lomba cita rasa ini, bisa memberi edukasi kepada petani kopi. Selain itu, pemerintah juga bisa membantunya melalui pendampingan," ujar seorang juri, Bagus Prostianto, beberapa saat lalu.
Seluruh peserta berasal dari Kecamatan Gebog dan Dawe, sentra produksi kopi di Kudus. Kopi yang dilombakan jenis robusta.
Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Catur Sulistiyanto, menyatakan, pihaknya akan kembali menggelar lomba pada tahun depan. Pun berjanji, akan ada pendampingan dan pembibitan.
"Selain pendampingan dan pembibitan, kami juga akan persiapkan bibit unggul untuk petani kopi," tuntasnya.
Masih Natural
Sementara, Bagus menerangkan, karakteristik kopi robusta lereng Muria tak berbeda jauh dengan dari daerah lain. Harus ada upaya lebih jauh, bila ingin mengenalkan kopi Kudus ke luar.
Pasalnya, sampai kini petani mengolah kopi secara natural. Biji kopi dijemur hingga kering sampai selanjutnya diolah menjadi bubuk. Ada juga yang menjual biji ke tengkulak.
"Kalau memang petani kopi mau bersabar dengan pengolahan basah, maka kualitas kopi akan lebih baik," jelasnya.
Dalam mengolah kopi, Bagus mengingatkan, proses pascapanen sangat memengaruhi cita rasa. Bisa sampai 60 persen. Sisanya, dipengaruhi penyangrai dan barista.
Dia mengakui, proses pengolahan basah pascapanen lebih rumit. Petani harus menyortir kopi dengan direndam ke dalam air. Lalu, memisahkan biji yang terapung dan tenggelam.
Kopi yang tenggelam, selanjutnya diproses melalui berbagai tahapan. Mulai dari fermentasi, pengeringan, sampai penyimpanan hingga kandungan kadar air tersisa 11-12 persen.