Ahmad Rosyidi Stimulus Anak-Anak dengan Sampah
Tegal - Warga di Desa Harjosari Lor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng), tak perlu gusar lagi untuk mengakses pendidikan. Agar anaknya bisa menimba ilmu, mereka hanya diminta menyetor sampah plastik dan kardus.
Hal tersebut tak lepas dari upaya Relawan Peduli Pendidikan dalam memajukan sumber daya manusia (SDA) setempat. Mereka memberikan les anak-anak usia sekolah dari Senin-Jumat, pukul 19.00-20.00.
Sebelum memulai, pertama-tama membagi peserta berdasarkan kelas. Mayoritas tingkat sekolah dasar (SD). Anak-anak digembleng di Gedung Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Darul Asror, RT 13 RW 03, Desa Harjosari Lor.
Sejak dimulai pada 10 Agustus 2018, jumlah peserta kini mencapai 120 anak. Para relawan membantu mengatasi kesulitan anak-anak terhadap pelajaran yang dihadapi di sekolah.
Para peserta diharuskan membawa sampah ke tempat belajar setiap seminggu sekali. Usai dicatat, sampah-sampah dikumpulkan di gudang penyimpanan.
Pendirian Relawan Peduli Pendidikan didasari keprihatinan. Sebab, banyak sampah berserakan di lingkungan desa. Karenanya, Ahmad Rosyidi beserta kawan-kawannya menginisiasi kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan upah sampah.
"Tujuannya, agar anak-anak mencintai kebersihan, manfaatkan barang-barang bekas, dan rajin bersedekah walaupun hanya lewat rongsok," ujar Ketua Relawan Peduli Pendidikan itu.
Botol plastik dan kardus bekas mendominasi bawaan peserta didik. Tiap orang rerata membawa 2-2,5 kilogram sampah per pekan. "Satu bulan bisa terkumpul 10 kilogram," ungkapnya.
Untuk sementara, sampah yang terkumpul tidak diolah, melainkan langsung dijual. Uang yang dihasilkan, dipakai guna membiayai operasional KBM. Membeli alat tulis kantor (ATK), misalnya.
Sampai kini ada Relawan Peduli Pendidikan terdiri dari tujuh anggota. Empat orang berlatar belakang guru bertugas menjadi tenaga didik. "Kalau pagi mereka mengajar di sekolah, kalau malam di sini," terangnya.