Blora, Pos Jateng Bupati Blora, Arief Rohman mengajak para guru terlibat dalam penurunan angka pernikahan dini. Hal ini lantaran pengajuan dispensasi menikah untuk anak usia lulusan SMP sederajat di Blora cukup tinggi.
Arief mengatakan, kasus pernikahan dini berpotesi meningkatkan angka stunting karena rahim anak belum siap. Ia mendorong para guru melakukan sosialisasi kepada orang tua murid dan memberikan pemahaman terkait pendidikan reproduksi yang sehat.
Kami minta tolong agar Bapak Ibu Guru bisa ikut mensosialisasikan ini kepada orang tua murid. Pasalnya kemarin saya dilapori dari PA sudah ada 500-an pengajuan dispensasi nikah, kata Arief saat menghadiri halalbihalal dan pembinaan ASN Non-ASN se-Korwil Bidik Kecamatan Randublatung, seperti dikutip dari blorakab.go.id, Selasa (9/5).
Arief mengatakan, tingginya angka pernikahan dini di Blora salah satunya disebabkan oleh tradisi orang tua yang enggan menolak lamaran saat anak sudah lulus SMP.
Penyebab utamanya bukan kecelakaan atau hamil duluan, tetapi justru karena tradisi orang tuanya. Semoga saja hal ini tidak terjadi di Randublatung. Yakni tradisi atau kepercayaan, ketika anak lulus SMP sudah ada yang nakokke atau nglamar, dan hitungan wetonnya cocok, tidak berani menolak. Takut nantinya sulit jodoh, ujarnya.