Semarang - Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang menerima 642 keluhan dan saran selama Januari-20 Oktober 2018. Saran disampaikan melalui berbagai saluran, baik telepon, jejaring smart city, pesan singkat, serta media sosial.
Kepala Badan Layanan Umum UPTD Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan, masukan terbanyak terkait pengemudi sebesar 143 keluhan/saran. Selanjutnya, kondisi bus 84 laporan, pelayanan petugas 73 laporan, kondisi shelter dan tambahannya masing-masing 68 laporan, rute 43 laporan, serta armada tak merapat shelter 40 laporan.
Lalu, penambahan armada 31 usulan, perpanjangan jam operasional 29 masukan, tiket 23 laporan, dan interval waktu layanan 22 laporan. Kemudian, penambahan rute 15 saran, dua keluhan soal jalur tak sesuai, serta satu permintaan terkait jalur khusus. Tak ada yang mengeluh menyangkut penumpang penuh.
Selama tahun 2018, sebanyak 30 driver yang tidak dapat memberikan pelayanan maksimal saat operasional armada, baik ngebut, ugal-ugalan, menerobos lampu merah, laka (kecelakaan), tidak disiplin, telah kami keluarkan, ujar Ade di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (25/10).
Berdasarkan bulan, jumlah keluhan atau saran yang diterima pada Januari sebanyak 83 laporan, Februari sebanyak 105 , Maret sebanyak 80, April sebanyak 55, dan Mei sebanyak 43. Lalu, Juni sebanyak 52, Juli sebanyak 79, Agustus sebanyak 41, September sebanyak 68, dan Oktober sebanyak 36.