Semarang - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyatakan, jumlah tenaga pengajar masih defisit. Tak tanggung-tanggung. Tujuh ratus ribu guru banyaknya.
Fenomena dipicu pensiun besar-besaran pada 2002-2005 silam. Utamanya tingkat sekolah dasar-dasar. Rerata 50 ribu guru pensiun saban tahun.
Di Jateng (Jawa Tengah), rata-rata 2.000 guru pensiun. Kekurangan akan meningkat di 2023 mendatang, ujar Sekretaris PGRI Jateng, Muhdi, di Kota Semarang, baru-baru ini.
Dia sepakat dengan peringatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, moratorium pengangkatan guru menyebabkan kemacetan seperti sekarang. Dus, tenaga honorer membeludak.
Kekurangan guru tak bisa dibiarkan. Guru juga tak bisa diganti oleh komputer atau mesin, ucapnya.