Klaten, Pos Jateng - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten berupaya mengembalikan kejayaan beras Rojojele dengan mengembangkan varietas turunannya, yakni Srinuk dan Srinar. Pengembangan ini sebagai respons keluhan petani terhadap kelemahan Rojolele yang memiliki waktu tanam yang panjang dan mudah terserang hama.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti mengatakan, dengan pengembangan tersebut diharapkan mampu membangkitkan semangat petani yang mulai lesu untuk menanam Rojolele.
Sejak beberapa tahun lalu, Rojolele mulai jarang ditanam karena memiliki beberapa kelemahan. Di antaranya umur tanam yang panjang hingga 155 hari, tinggi tanaman mencapai 160 sentimeter sehingga mudah rebah bahkan sebelum panen dan tidak tahan terhadap hama penyakit, kata Widiyanti, dilansir daari klatenkab.go.id, Rabu (17/11).
Widiyanti menjelaskan, perbaikan varietas Rojolele dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) dengan radiasi sinar gamma pada dosis 200 grey.
Setelah melalui berbagai tahapan uji yang disyaratkan oleh Kementerian Pertanian selama kurun waktu 6 tahun, dihasilkan varietas baru yakni Rojolele Srinuk dan Rojolele Srinar yang lebih unggul.