Warta, Pos Jateng - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mengkaji pemberian subisidi biaya logistik dan biaya angkutan laut untuk kegiatan ekspor produk lokal. Hal tersebut untuk mengantisipasi kelangkaan logistik dan kontainer yang sering dialami pelaku ekspor, terutama pada masa pandemi Covid-19.
Ada beberapa hal yang menghambat ekspor, salah satunya adalah naiknya biaya logistik. Persoalan kelangkaan kontainer saat ini bukan lagi menjadi isu utama yang dihadapi pelaku ekspor. Namun, permasalahan saat ini adalah ketersediaan ruang kapal akibat kondisi perdagangan global, kata Wagub Jateng, Taj Yasin dalam acara BNI Regional Trade Forum, Senin (21/3).
Yasin menjelaskan, beberapa pelabuhan juga mengalami ketidakcocokan ukuran dan tipe kontainer untuk impor dan ekspor. Selain itu, adanya waktu tunggu yang lama di pelabuhan utama negara-negara maju menyebabkan terjadinya kongesti.
Biaya logistik pun juga dipengaruhi alokasi peti kemas kosong oleh MLO (Main Line Operator) yang mayoritas masuk ke pelabuhan di Jakarta dan Surabaya, serta naiknya harga bahan bakar minyak.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, lanjut Yasin, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Hal yang dikaji bersama yakni salah satunya permasalahan kenaikan tarif angkutan laut.