SURAKARTA - Langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), yang membongkar gedung bekas Kantor Patih Sasranegara dikritik. Dianggap mengabaikan nilai sejarahnya.
Nilai historis yang melekat pada bangunan diabaikan. Dan yang ditonjolkan adalah nafsu proyek, ucap sejarawan Heri Priyatmoko.
Pegiat Solo Societeit ini menilai, bangunan tersebut bisa menjadi potensi wisata sejarah anyar. Dicontohkan dengan kegiatan yang digelarnya, beberapa waktu silam.
Sebulan lebih yang lalu, komunitas Solo Societeit pernah menghelat acara jelajah dan sarasehan sejarah bertema boyongan Radyapustaka dari Kepatihan ke Taman Sriwedari. Acara pengenalan sejarah ini diikuti oleh generasi muda, tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut, tambah dia, turut dilakukan riset. Hasilnya, mendapati objek sejarah baru. Termasuk rute blusukan yang menarik terkait ilmu pengetahuan yang bertitik di kantor Sasranegaran.