PATI-Pemerintah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berharap kepada pemerintah untuk membatasi garam impor agar petani garam tidak dirugikan karena hingga sekarang harga jual garam masih sangat rendah dan merugikan petani garam.
Petani garam di Kabupaten Pati sudah bekerja keras memproduksi garam sejak bulan Juni hingga November 2019. Hanya saja, hingga kini garam hasil produksi mereka belum juga terjual karena rendahnya harga jual di pasaran, kata Bupati Pati Haryanto di sela-sela kegiatan Gerakan Pungut Sampah dan Tanam Mangrove yang dihadiri Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu di Pantai Kertomulyo, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Jumat (28/02).
Ia mengungkapkan petani garam lebih memilih menimbun garamnya karena harga jual di pasaran saat ini hanya berkisar Rp300 hingga Rp350 per kilogramnya.
Harga jual tersebut, kata dia, tidak sebanding dengan tenaga dan waktu yang dikeluarkan para petani untuk memproduksinya.
Salah satu faktor penyebab anjloknya harga garam lokal, kata dia, karena masuknya garam impor ke Jateng, termasuk ke Pati.