Surakarta - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Toya Wening merugi, karena hidran di Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng). Kebocoran air, salah satunya. Meski taksignifikan. Di bawah satu persen.
Sementara, kebocoran kami berdasarkan laporan, berkisar 44 persen. Namun, tetap saja angka itu dianggap nonrevenue water (NRW), ujar Direktur Teknik Perusahaan Umum Daerah Air Minum Surakarta, Tri Atmojo, Jumat (19/4).
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Surakarta mencatat, terdapat 103 unit hidran. Terdiri dari dua jenis: 46 hidran tanam dan 57 hidran pilar.
Baca: Sebanyak 48 Hidran Surakarta Rusak
Status kepemilikan hidran pun takjelas. Dus, pemanfaatan airnya masuk kategori kebocoran. Juga belum dilengkapi meteran. Dengan begitu, langsung terkoneksi dengan jaringan pipa di bawahnya.