KLATEN - Pengrajin cangkul di Desa Padas, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), mengeluhkan keberadaan alat menggali dan mengaduk tanah impor. Lantaran mengancam usaha mereka.
Sebaiknya pemerintah menyerap dulu produksi cangkul dari perajin lokal. Kalau memang betul-betul kurang, baru dilakukan impor, ujar seorang pandai besi di Dukuh Karangpoh, Desa Padas, Risma (29).
Karangpoh merupakan sentra perajin pandai besi. Memproduksi beragam peralatan pertanian. Semacam cangkul hingga garu.
Terdapat sekitar 50-an pengrajin di Karangpoh. Terhimpun dalam Koperasi Derap Laju Pandai Besi dan Las (Delapanbelas). Perajin serupa dapat ditemui di Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom.
Risma belakangan kerap menerima keluhan dari pedagang yang menampung produknya. Seiring beredarnya cangkul impor.