Sleman, Pos Jateng - Masyarakat Padukuhan Bedoyo, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman terus melestarikan kebudayaan leluhur yang sudah dilakukan secara turun-temurun, yakni upacara Wiwitan. Prosesi Wiwitan menjadi ungkapan rasa syukur dari masyarakat Bedoyo atas nikmat dari Tuhan yang diberikan melalui panen berlimbah.
Warga Bedoyo kembali menghidupkan tradisi Wiwitan yang sudah mulai ditinggalkan warga. Tradisi tersebut sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen pertanian, kata Dukuh Bedoyo, Sigit Widiatmoko di sela-sela upcara Wiwitan, Kamis (3/8).
Sigit menjelaskan, prosesi Wiwitan kali ini juga mempunyai misi penting untuk mengenalkan kepada generasi muda akan berbagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Ia berharap para generasi muda terus melestarikan kebudayaan Wiwitan agar tidak berhenti di saat ini, namun terus lestari hingga masa depan.
Nguri-uri tradisi Wiwitan sebagai rasa syukur petani atas berkah panen padi yang melimpah, sekaligus upaya kembali mengenalkan ke generasi muda akan warisan tradisi adiluhung masyarakat Bedoyo, katanya.
Melansir dari instagram @kalurahanwukirsari, proses Wiwitan di dukuh Bedoyo dipimpin oleh tokoh masyarakat atau orang yang biasa memimpin doa dalam acara-acara warga. Kemudian acara dimulai dengan membaca doa dan setelah ritual selesai dilakukan, biasanya petani membagikan makanan yang sudah disiapkan kepada warga.