Semarang - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menilai, tingginya kasus HIV/AIDS di wilayahnya disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, keberadaan lokalisasi Sunan Kuning atau Resosialisasi Argorejo.
Namun, saya rasa sesuai program Kementerian Sosial (Kemensos), maka Sunan Kuning pada 2019 harus kita hapus, ujarnya saat Kampanye Kilau Generasi Bebas HIV dan AIDS di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (22/11).
Berdasarkan data yang dipegang Hendi, sapaannya, kasus HIV/AIDS di Kota Semarang mencapai 1.940 penderita. Karenanya, Kota Lumpia berada di urutan teratas di Jateng terkait kasus tersebut.
Karenanya, menurut dia, perlu penanganan serius untuk mengentaskan masalah ini. Di antaranya, mendorong penderita melakukan pemeriksaan dan melapor. Sehingga, pemerintah kota (pemkot) dapat menutup ruang gerak peredarannya.
Saya meminta kepada setiap orang tua di Kota Semarang, untuk memperkuat akhlak anak-anaknya. Harus diberi pemahaman agama yang kuat. Mereka harus tahu mana yang boleh dan tidak boleh dikerjakan, tambahnya.