Yogyakarta - Sistem rujukan dalam jaringan (online) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membebani arus kas (cash flow) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dengan cash flow yang ada dan dengan sistem yang masih seperti ini, kami bisa bertahan setidaknya hingga tiga bulan ke depan, ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Jogja, Agus Sudrajat, Sabtu (24/11).
Pasalnya, kebijakan tersebut membuat pasien berkurang drastis. Sementara, RSUD Jogja harus terus membayar berbagai keperluan, seperti tenaga medis, karyawan, dan obat, agar pelayanan optimal.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta ini menambahkan, masalah serupa turut menimpa RS tipe B lain di Kota Pelajar.
Penurunan pasien yang dirasakan di rumah sakit tipe B, sebesar 60-70 persen. Sia-sia sumber daya yang disediakan pemerintah di rumah sakit, keluhnya.