Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Yengah (Pemprov Jateng) mengakui, penggunaan gas sebagai sumber energi di daerahnya masih rendah. Kalah jauh dengan daerah lain. Mayoritas operasional industri disokong hasil ekstraktif.
Penggunaan gas di Jawa Tengah se-Pulau Jawa ini, termasuk yang terbelakang. Kalau Jawa Barat, Surabaya, dan Jakarta, sudah oke, ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, di Kota Semarang, Selasa (30/4).
Karenanya, bersyukur dengan masuknya jaringan gas Petragas Niaga dan Pertamina Gas. Rencananya mulai menyuplai gas akhir 2019 mendatang. Pembangunannya baru 98 persen.
Jangkauan awal ini, akan mengarah ke seputaran Kota Semarang, timur ke Demak, dan sampai Kudus. Kalau ke barat, itu di Kendal, ucap dia.
Dirinya sesumbar, suplai gas alam tersebut mendorong investasi di Jateng. Dalihnya, pengusaha memiliki beragam alternatif sumber energi.