Kenaikan kasus Leptospirosis menjadi sorotan Dinkes Kabupaten Klaten. Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinkes Kabupaten Klaten, Wahyuning Nugraheni menjelaskan pada bulan November 2022 terdapat 78 kasus di Klaten dengan angka kematian 6 orang.
Sebelumnya, tahun 2018 kasusnya hanya mencapai 67. Kenaikan ini disebabkan karena sosialisasi hingga kampanye mengenai penyakit Leptospirosis terhenti di tahun 2020 karena masifnya penyebaran Covid-19.
Dinkes Kabupaten Klaten meminta warga mencegah dan segera mengakses fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala Leptospirosis. Adapun Leptospirosis bersumber dari bakteri dari air yang dikeluarkan hewan liar sejenis tikus.
Rata-rata warga yang terkena, yang sering beraktivitas di sawah, kebun, yang badannya sedang luka. Semua jenis tikus, atau hewan sejenisnya bisa menularkan Leptospirosis. Hanya curut yang tidak menularkan bakteri Leptospirosis, ujar Wahyuning Nugraheni.
Selanjutnya, Wahyuning Nugraheni berpesan kepada warga untuk memusnahkan tikus atau tidak memberikan kesempatan tikus hidup di dalam rumah untuk mengantisipasi infeksi bakteri Leptospirosis.