Surakarta - Pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Kota Surakarta mulai bergeliat. Namun, belum semaju Kota Bandung, Yogyakarta, atau DKI Jakarta.
Hal tersebut, menurut CEO Triponyu, Augustinus Adhitya, salah satunya disebabkan belum adanya wadah representatif bagi pelaku startup untuk berkolaborasi.
Ada garis-garis yang masih cukup keras, ujarnya di Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (25/11).
Faktor lain, butuh investor untuk mengembangkan startup. Namun, sampai kini masih sulit untuk melibatkan pemodal. Soalnya, rata-rata memakai konsep konvensional dalam melihat bisnis startup.
Misalnya saja ketika akan melakukan investasi. Hal yang dilihat, adalah jaminan, jelas Adhitya.