Jakarta, Pos Jateng - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Arsul Sani merespons polemik pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah untuk warga Nahdlatul Ulama (NU). Arsul menilai pernyataan Menag tersebut bentuk simplifikasi sejarah berdirinya Kemenag.
Sebagai Waka MPR RI saya berpendapat bahwa pernyataan tersebut menyederhanakan sejarah berdirinya Kemenag. Berdirinya Kemenag merupakan proses pembentukan negara dan pemerintahan dan hasil interaksi banyak tokoh Islam lintas unsur yang panjang, ujar Arsul dalam keterangannya di Alinea.id, Senin (25/10).
Arsul menjelaskan, tidak bisa dipungkiri tokoh-tokoh NU berperan dalam pembentukan negara. Menteri pertama yang mengurusi agama Islam sebelum resmi dibentuk Kemenag dalam Kabinet Presidensial Soekarno adalah KH. Wahid Hasyim. Ia merupakan putra pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
Sekitar tiga bulan kemudian, ketika memasuki kabinet di bawah PM Sjahrir I, Menteri Urusan Agama dijabat KH M. Rasjidi yang notabene merupakan tokoh Masyumi-Muhammadiyah.
Dalam masa lima tahun pertama kemerdekaan kita, Menag ada yang dari NU, Masyumi-Muhammadiyah, Syarikat Islam, juga tokoh Aceh, jelasnya.