Jakarta, Pos Jateng - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut INA TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) masih bermasalah dan tidak bisa diandalkan masyarakat dalam menghadapi tsunami.
Terus terang harus diakui sistem itu belum berjalan dengan baik. Sehingga kemudian masyarakat tidak bisa bergantung pada sistem itu. Dari beberapa kejadian sebenarnya sistem itu gagal dalam memberikan peringatan dini, ujar peneliti Pusat Riset Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto dalam keteranganya, Senin (20/9).
Dijelaskan Eko, gempa sering terjadi malam hari, sehingga dibutuhkan satu sistem peringatan dini yang dapat membangunkan orang yang sedang tidur.
Oleh karena itu setiap rumah perlu memiliki sistem peringatan dini sendiri. Misalkan dengan menggunakan sebuah kaleng berisi kerikil atau kelereng diletakkan di pinggir lemari yang akan terjatuh dan berbunyi keras jika ada guncangan, katanya.
Menurutnya, banyak tempat di Indonesia di mana tsunami begitu dekat dari daratan.